Kulkas Hidup, Makanan Gak Busuk Malah Bertambah Saat disimpan Lama.

Ramadhan dengan segala keutamaannya telah pergi meninggalkan kita. Idul Fitri sebagai hari raya umat muslim meninggalkan kenangan setiap tahunnya. Dari macetnya jalan,cuaca yang tak menentu,hingga trend tahunan yang ditunggu-tunggu. Begitu juga dengan kami yang tahun ini mudik ke purbalingga jawa tengah,banyak pelajaran hidup selama lebaran tahun ini..

Eits…tenang-tenang, saya tahu web ini berisi artikel tentang tanah dan pertanian. Jadi saya tidak akan menceritakan tentang perjalanan libur lebaran kami. Karena saya akan menceritakan tentang halaman belakang yang kami tinggal selama 2 pekan.

Cerita di balik kebun belakang rumah

Di belakang rumah kontrakan kami, ada space yang cukup lumayan untuk aktivitas tanam menanam. Dengan panjang sekitar 10 meter dan lebar 4 meter, awalnya kami mencoba membuat keyhole garden. Yaitu sebuah metode tanam dengan cara membuat bedeng melingkar dan bagian tengahnya sebagai tempat membuang sampah organik sekaligus berfungsi sebagai pupuk bagi tanaman.

Ukuran keyhole hanya membutuhkan space sekitar 9 meter persegi. Dinding keyhole terbuat dari kawat ram berukuran 1cm, dengan tinggi bagian pinggir 40 senti, dan tinggi bagian tengah 90 senti. Dalam sehari kami rampung membuatnya. Hanya saja ada kelemahannya, diantaranya bentuknya lama lama tidak cantik karena tanah didalam mendorong kawat ram kemana-mana.

Dari segi tanaman juga terlalu berdesak desakan. Meskipun begitu, kami masih sempat memanen kangkung dan bayam dari keyhole.

Bagian menarik dari keyhole adalah, ternyata sampah organik yang kami hasilkan dari dapur selama 5 bulan, tidak juga memenuhi lubang tengahnya. Mungkin hanya sekitar 50 sentian. Kami serumah berdua, saya dan istri, Alhamdulillah selama 5 bulan itulah tidak pernah buang sampah organik keluar.

Setelah selesai dengan keyhole, kami secara bertahap mulai menanam di luar keyhole garden ini. Juga mulai menyemai tanaman pohon dari biji buah yang kami makan. Hingga pada akhirnya 5 bulan telah berlalu, kita mulai berpikir “ah, kayanya punya ayam seru”.

Singkatnya, 3 bulan setelah itu kami pelihara sepasang ayam untuk menyelesaikan sampah organik kami. Bersamaan dengan itu, kami bongkar keyhole garden kami dan merubahnya menjadi 2 bedeng panjang.

Bagian bed panjang yang menempel di pagar tembok kami pasang jaring ayam yang berfungsi sebagai rambatan tanaman bunga-bungaan dan tanaman sayur yang merambat. Sedangkan di bed kedua yang lebih pendek kami tanam sayur-mayur yang berusia pendek seperti sawi, bayam dan kangkung.

Belakang rumah selama lebaran

Sebagai perantauan yang jauh dari kampung halaman, tentu saja kami harus mengatur siasat untuk mudik. Saat itu istri pulang di pekan pertama bulan romadon dan saya pulang di pekan keempat. Sebelum pulang, istri saya menanam berbagai benih sayuran yang di belakang rumah dengan penambahan pupuk kascing(bekas cacing) sebagai pupuk dasarnya. Setelah dia pulang, perawatan dilanjutkan oleh saya termasuk merawat sepasang ayam. Kami cukup terbantu dengan kondisi iklim yang sering kali hujan sehingga dapat mengurangi intensitas saya dalam menyiram

Liburan pun telah tiba, Seisi rumah dibersihkan. Rumput depan rumah dipotong dan isi kulkas dikosongkan. Dan tentu saja, tanaman di belakang rumah dengan segala keindahannya harus ditinggalkan. Lalu bagaimana dengan nasib sepasang ayam kami? Ayam-ayam kami titipkan ke kebun IFB selama lebaran. 

Kulkas listrik kosong, kulkas hidup penuh

Setelah 2 minggu berlalu, rumah sepi tanpa kehidupan. Kami pulang kembali dengan penuh rasa penasaran. Kami datang saat malam. Walaupun samar-samar ketika membuka pintu belakang, terlihat rumput-rumput setinggi lutut.

Esok paginya kami mulai menengok kembali kebun belakang, dan terlihat hutan mini di depan mata kami. Kami amati satu persatu tanaman yang ada. Ada yang keluar dari jalur rambatnya, ada juga yang hilang entah kemana.

Tapi meskipun begitu, kami justru panen sayur mayur yang beragam ada sawi, kacang panjang, cabai, kangkung, dan timun. Juga yang diluar dugaan, kami bisa panen lobak dari kebun belakang. Alhamdulillah, dengan adanya panenan ini kami cukup terbantu untuk menikmati makanan sehat di awal-awal orang baru masuk kerja. Karena seperti yang kita tahu waktu-waktu seperti ini beberapa komoditas pangan belum ada lagi di pasaran. Terlebih lagi, selama lebaran kulkas kami kosong. Sedangkan kulkas hidup kami malah berlimpah dan cukup menyediakan sayur untuk beberapa hari kedepan.

Kenapa Petani Susah Bertanam Organik ?

Jika dibandingkan dengan industri yang lain, maka pertanian ini sangat berbeda. Berbisnis di dunia pertanian layaknya perjudian. Sebagai contoh : jika seseorang memproduksi kursi atau meja, maka dia akan menghitung berapa harga bahan ditambah dengan ongkos kerja lalu harga pokoknya pun sudah ketemu kemudian ditambah labanya maka muncullah harga jualnya. Berbeda dengan petani yang harga jual barangnya sangat ditentukan dengan permintaan dan penawaran pasar. Belum lagi barang yang diproduksi punya masa simpan yang sebentar. Maka tak heran kalau petani sering kali jika untung, bisa berlipat-lipat namun jika rugi, ruginya juga berlipat-lipat. Bahkan dalam banyak kondisi, mereka bisa kehilangan lahannya karena terlilit hutang.

Tags : #agriculture #organic 

Share This :